Melonjaknya Harga Timah Menjadi Penyebab Melonjaknya Kerusakan Hutan Mangrove

Img 20230110 193328
banner 468x60

Nama: Rydhollah Arohmaan

(Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Bangka Belitung Fakultas Teknik dan Sains Prodi Konservasi Sumber Daya Alam)

Nuansababel.com, Mangrove adalah jenis tanaman dikotil yang hidup di habitat air payau dan air laut. Mangrove merupakan tanaman hasil dari kegiatan budidaya atau diambil dari alam. Tanaman mangrove tidak dilindungi/dilarang untuk memanfaatkan bagian-bagian tanaman tersebut, misalnya dimanfaatkan untuk dijadikan bahan baku kosmetik/farmasi atau bahan tambahan tekstil (Dirjen P2HP, 2015). Hutan mangrove adalah salah satu jenis hutan yang banyak ditemukan pada kawasan muara dengan struktur tanah rawa dan/atau padat. Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat untuk hewan. Kerusakan ini tidak hanya berdampak untuk hewan tapi juga untuk manusia.

Mangrove telah menjadi pelindung lingkungan yang sangat besar (Ana, 2015). Menurut Desyanaputri (2016), Tanaman bakau tumbuh dipantai dan paling banyak dijumpai pada batasan antara muara pantai dengan sungai. Ciri-ciri tanaman bakau ini adalah hidup dengan berkelompok dalam jumlah yang banyak, memiliki akar yang besar dan memiliki buah. Di pantai banyak para petani menanam tanaman bakau, karena manfaatnya yang banyak bagi kelangsungan pantai ditempatnya.

Selain itu tanaman bakau juga dapat membuat suasana sekitar pantai menjadi lebih indah. Di pantai Pariaman, tanaman bakau dijadikan sebagai tempat wisata, dengan menaiki kapal yang sudah disediakan oleh pihak pengelola. Dimana para wisatawan bisa duduk santai diatas kapal kecil sambil memutari kawasan hutan bakau.

Selain itu tanaman bakau juga memiliki manfaat yang penting bagi kehidupan di sekitar lingkungannya.harga timah sekarang yang melonjak tinggi sekitaran 160rb-250rb. Masyarakat sekitar banting setir menjadi penambang timah. Aktivitas penambangan laut di wilayah ini sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Namun, akitivas pertambangan ini menuai pro dan kontra. Banyak masyarakat menyangkan aktivas penambangan dapat mencemar ekosistem laut yang di mana kita ketahui bahwa Teluk Limau merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak di kunjungi oleh wisatawan karena keindahan pantainya.

Keindahan pantai ini perlahan mulai menurun karena banyaknya TI apung disekitar pesisir maupun laut. Kurangnya perhatian dari pemerintah membuat mereka bisa beroperasi sampai sekarang. Namun ada juga masyarakat yang mendukung aktivitas pertambangan tersebut. Karena dengan hasil dari mereka menambang timah mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka untuk 3 tahun kedepan.
Saat memulai aktivitas pertambangan atau TI, para penambang tentunya akan membuka hutan, baik itu hutan asli atau hutan hasil reklamasi PT. Tambang Timah, maka hasilnya adalah kerusakan hutan dan lingkungan.

Pada saat melakukan aktivitas penambangan timah harus menggunakan air untuk penyemprotan, kemudian air bercampur lumpur ini mengalir ke sungai-sungai, maka terjadilah pencemaran air sungai yang semula bersih dan jernih menjadi keruh bercampur lumpur.Aliran air sungai yang bermuara ke laut ini membawa sedimen lumpur ke laut mengganggu keseimbangan ekosistem di laut dan merusak keindahan pantai yang semula berpasir putih berubah menjadi kehitaman dan kotor. Salah satu kawasan penting yang sering rusak akibat penambangan timah adalah hutan mangrove atau hutan bakau.

Mangrove merupakan ekosistem penyangga di pesisir yang berhadapan langsung dengan laut atau sungai. Keberadaan hutan mangrove yang sehat diperlukan oleh flora dan fauna laut untuk dapat hidup sehingga akan menentukan banyak tidaknya ikan atau hasil laut lainnya yang dapat diolah nelayan. Bukan hanya itu saja hutan bakau diperlukan untuk mengatasi abrasi pantai akibat gempuran ombak. Rusaknya terumbu karang dan ekosistem laut berakibat pada berkurangnya sumber daya perikanan di wilayah perairan Bangka Belitung, karena terumbu karang merupakan tempat hidup dan berkembang biak ikan-ikan. Ikan yang semakin sedikit membuat banyak nelayan kehilangan mata pencaharian. Kemiskinan pun semakin meningkat.

Saat ini, sektor timah banyak memberikan dampak perubahan beragam di Kepulauan Bangka Belitung, mulai dari akses kesejahteraan ekonomi masalah lingkungan hidup, konflik sosial sesama masyarakat, rendahnya kepatuhan penambang terhadap regulasi, kerancuan otoritas perizinan tambang, hingga relasi politis pemilik modal tambang dan pemerintah menambah buruk situasi kebijakan tata kelola pertambangan. Ini menunjukkan bahwa selain dari aspek produksi timah yang dihasilkan di atas, ada dampak yang dirasakan secara lokal di daerah sekitar tambang. (red)

 

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *