Pemanfaatan Mengkubung (Galepterus variegatus) Sebagai Obat Tradisional oleh Masyarakat Bangka Menyebabkan Terjadinya Kepunahan

Img 20230111 201930
banner 468x60

Oleh: Muhtadin

(Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung Fakultas Teknik dan Sains Prodi Konservasi Sumber Daya Alam)

Nuansabbael.com, Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magis maupun pengetahuan tradisional. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman para pelaku yang ahli dalam membidangi hal seperti pengobatan tradisional ini.

Dalam pengobatan tradisional tidak semerta-merta selalu mengambil dari alam pada sumber daya alam yang masih hidup (Rahmisyah, 2022). Menurut Afriansyah et al. (2016), satwa liar yang digunakan sebagai sumber obat tradisional biasanya adalah hewan yang sudah mati bukan menggunakan satwa liar yang masih hidup. Bagian-bagian satwa liar yang biasanya digunakan sebagai obat tradisional antara lain: daging, tanduk, tulang, ekor, bulu, kuku, lemak, empedu, dan cangkang. Produk satwa liar yang bisa digunakan sebagai obat tradisional adalah urin, feses, madu, dan susu.

Kepulauan Bangka Belitung merupakan sebuah kepulauan yang terdiri dari dua pulau utama, yaitu pulau bangka dan pulau Belitung serta ratusan pulau-pulau kecil disekitarnya. Menurut Syafutra et al. (2022), iklim yg berada di Pulau Bangka panas dan basah dengan curah hujan tahunan rerata sekitar 3.000 mm.

Kabupaten bangka merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan koordinat 1°20’ dan 1°45’ Lintang Selatan serta 105°30’ dan 106°00’ Bujur Timur (Hidayat dan Moechtar, 2009). Di Kabupaten Bangka sendiri sampai sekarang ini masih sering masyarakat menggunakan sumber daya alam sebagai media pengobatan tradisional. Hal ini bisa dilihat pada bebrapa desa yang masih menggunakan pengobatan tradisional sebagai pengobatan medis.

Beberapa desa tersebut antara lain Desa Tanah Bawah Kecamatan Puding Besar, Desa Silip Kecamatan Riau Silip dan Desa Kimak Kecamatan Merawang. Dari ketiga desa tersebut, pengobatan tradisional masih menjadi budaya masyarakat lokal secara turun-temurun untuk mengobati penyakit tertentu tanpa harus dirujuk ke rumah sakit atau menggunakan pengobatan medis.

Sebagian besar masyarakat Kabupaten Bangka masih menggunakan hewan liar sebagai obat tradisional, salah satunya adalah Desa Tanah Bawah yang masih menggunakan satwa liar sebagai obat tradisional, hewan liar tersebut adalah Mengkubung (Galepterus variegatus). Bagian yang diambil yaitu tulangnya yang bisa mengobati bermacam penyakit salah satunya yaitu mengobati patah tulang dengan cara mengubur mayat secara utuh selama kurang lebih 40 hari. Setelah empat puluh hari, tulangnya diangkat, dicampur dengan minyak kelapa dan dioleskan ke bagian tubuh yang mengalami patah tulang.

Namun, dengan semakin sulitnya menemukan hewan liar tersebut, masyarakat Desa Tanah Bawah akhirnya lebih memilih obat-obatan modern yang lebih murah untuk menyembuhkan penyakit mereka. Di Kabupaten Bangka, sebagian besar kebutuhan satwa liar dipenuhi melalui perburuan. Selain itu, berkembangnya penggunaan perangkap tanah alami menjadi penyebab utama sulitnya konservasi satwa ini.

Mengkubung adalah hewan yang aktif di malam hari atau dapat digambarkan sebagai nokturnal. Mereka biasanya tidur di lubang-lubang di batang pohon atau di antara dedaunan. Mamalia pohon ini hidup secara individu dan tidak berkelompok, makanan yang biasa dimakan mengkubung adalah makanan lunak seperti bunga, buah, daun dan madu bunga. Mengkubung memiliki berat sekitar 0,9 hingga 2 kg dan panjang 33 hingga 45cm.

Mengkubung memiliki ekor yang panjangnya sekitar 17 hingga 27 cm. Bagian belakang mengkubung ditutupi dengan garis-garis abu-abu, putih dan hitam yang pekat. Motif ini memungkinkan mengkubung untuk menyamarkan diri saat menempel di pohon karena terlihat seperti lumut di permukaan batang pohon.

Mengkubung merupakan satwa mamalia melayang yang endemi hutan tropis asia tenggara. Di Indonesia mengkubung merupakan satwa yang di lindungi berdasarkan PP Nomor 8 tahun 1999 tentang pengawetan jenis flora dan fauna bahwa tumbuhan dan satwa liar merupakan bagian dari sumber daya alam hayati yang dapat dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dan pemanfaatannnya dilakukan dengan memperhatikan kelangsungan potensi, daya dukung dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar, sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, dipandang perlu menetapkan peraturan tentang pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar dengan Peraturan Pemerintah.
Oleh sebab itulah penting untuk melakukan konservasi terhadap satwa-satwa langka yang ada di Indonesia agar tidak punah.

Upaya yang dilakukan dalam penyelamatan satwa liar yaitu dengan cara melakukan edukasi kemasyarakat karena selama ini masyarakat tidak tahu apa saja yang dilindungi oleh pemerintah,mendukung upaya kelestarian lingkungan,membuat penangkaran hal ini bertujuan untuk perkembangan biakan agar tidak terjadi kepunahan,membuat papan larangan dengan disertai ancaman pidana atau sanksi jika perburuan tetap dilakukan, dan melaporkan orang yang berburu satwa tersebut ke pihak yang berwajib.

Seperti yang kita tahu bahwa satwa liar merupakan satwa yang hidup di alam dan menggantungkan hidupnya di alam bebas.Satwa liar ini tinggal, makan, minum, dan berkembang biak di alam secara alami. Karakteristik mereka sangat beragam dan membuat setiap jenisnya memiliki habitat yang berbeda-beda, ada yang di pantai, hutan mangrove, padang savana, padang pasir, hingga hutan yang menjadi tempat tinggal beraneka ragam jenis satwa liar.Satwa-satwa ini hidup dan berkembang biak serta membentuk komunitas di setiap ekosistem.

Pemanfaatan satwa liar sebagai obat tradisional mulai berkurang karena masyarakat mulai memilih pengobatan modern yang bertujuan untuk mengurangi penurunan populasi satwa liar sehingga dapat dilihat pada sistem generasi yang akan datang. (red)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *