Nuansabbael.com, Jakarta — Meski baru menjalani 2 pekan tugas sebagai kepala Rumah Singgah PGK milik Pemkot Pangkalpinang, namun sudah merupakan bagian tersendiri bagi drg. Cut Nurlaila, selama menjalani profesi kedokterannya.
Dibincangi saat sejumlah wartawan Pangkalpinang pada Selasa (10/10/2023) siang, istri dari bapak Fuadi SH ini, mengaku mengemban tugas penting mengawaki rumah persinggahan bagi warga Kota Pangkalpinang yang pergi berobat ke tanah Betawi.
“Saya baru dua minggu ditugaskan di sini pak, kebetulan suami saya sakit, dan harus menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat. Jadi saya mundur dari jabatan Kepala Puskesmas Pangkalbalam. Selanjutnya dipercaya menjadi kepala Rumah Singgah ini, jadi sambil bertugas, juga mengurusi suami,” jelas drg. Cut Nurlaila.
Cerita soal keadaan Rumah Singgah PGK, mantan Kepala Puskesmas Kacang Pedang ini mengatakan bahwa, fungsi Rumah Singgah ini sangat dirasa oleh warga Pangkalpinang yang datang berobat ke Jakarta.
Selain meringankan beban tempat menginap, keberadaan Rumah Singgah PGK ini juga relatif tidak memberatkan biaya ongkos jalan. Karena lokasinya yang relatif dekat dengan RSCM dan RS Dharmais.
“Di sini seperti di rumah sendiri, menginapnya gratis, makannya ditanggung, namun cuma makan siang. Tapi di sini ada pantri, jadi para pendamping pasien yang menginap di sini bisa memanfaatkan untuk memasak, bikin kopi, teh dan lain-lain, sebagaimana fungsinya pantri lah,” terang putri Hasan Aceh, salah satu tokoh masyarakat di Pangkalpinang.
Ada rasa kekeluargaan yang terbangun di Rumah Singgah yang beralamat di Jalan Pasuruan Kelurahan Menteng Jakarta Pusat ini. Seperti diterangkan oleh Bidan Nurul Huda, bahwa para penghuni di Rumah Singgah PGK ini saling support dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Jadi kalau urusan memasak, antar keluarga itu saling bantu. Misalnya ada 11 pasien dan pendamping. Nah mereka bergantian semacam piket memasak, jadi yang masak cuma 2 keluarga pasien, tapi untuk semua. Nah besoknya gantian lagi. Jadi ada rasa kekeluargaan yang terbangun di sini,” jelas pegawai PHL Rumah Singgah PGK ini.
Nurul Huda juga menambahkan, bahwa keberadaan Rumah Singgah ini sudah urgent. Nurul mengakui pihaknya mengantongi daftar waiting list yang tidak sedikit.
“Banyak pak waiting list nya, warga Pangkalpinang yang harus menjalani rujukan rawat jalan di RSCM atau Dharmais berharap bisa tertampung di Rumah Singgah PGK ini. Bisa dibilang 12 kamar yang tersedia di sini, selalu penuh. Alhamdulillah fungsinya sangat optimal meringankan beban biaya berobat saat di Jakarta ini,” sambung Nurul.
Seperti ungkapan Chandra, salah seorang warga Pangkalpinang yang menginap di Rumah Singgah PGK ini mengaku sangat terbantu. Diri tak bisa membayangkan betapa besar biaya berobat yang harus dikeluarkan, selama putranya menjalani rawat jalan di RSCM.
“Benar-benar terbantu pak, Alhamdulillah keberadaan Rumah Singgah PGK yang diinisiasi oleh pak Molen, Walikota Pangkalpinang benar-benar meringankan. Bayangkan berapa biaya yang harus saya keluarkan kalau harus menetap di Jakarta ini selama 15 bulan masa perawatan anak saya. Jadi kami benar-benar mensyukuri bisa menempati Rumah Singgah PGK ini,” ucap Chandra.
Rumah Singgah PGK ini sendiri baru eksis sejak 5 Februari 2021 lalu. Di masa Walikota Maulan Aklil atau Bang Molen. Rumah berukuran lumayan besar ini, memiliki 12 kamar pasien, dengan daya tampung 2 pasien untuk setiap kamar.
Memiliki 2 lantai pada bagian belakang rumah. Terdapat 3 kamar mandi dan pantri di Rumah Singgah ini. Biaya operasionalnya ditanggung melalui APBD Kota Pangkalpinang, melalui OPD Dinas Kesehatan. Mendengar langsung kisah dari para penghuninya, Rumah Singgah PGK ini seperti ‘Oase’ bagi mereka yang menjalani rawat jalan, dengan keterbatasan biasa.(red)