NUANSABABEL.COM, Sungailiat – Masyarakat nelayan di kawasan Muara Jelitik Kabupaten Bangka berharap pemerintah daerah untuk serius mengurusi permasalahan pendangkalan muara Air Kantung.
Harapan ini disampaikan oleh M. Rozi Kepala Lingkungan (Kaling) Desa Parit Pekir, menyikapi ancaman kembali buntu nya mulut Muara Jelitik. PT. Pulomas Sentosa sendiri per tanggal 5 Mei 2024 lalu telah habis masa berlakunya Surat Ijin Kerja Keruk (SIKK) yang sebelumnya diterbitkan oleh Pemkab Bangka.
“Kami berharap ke depan pemerintah lebih serius menangani masalah yang menyangkut pekerjaan kami para nelayan. Jangan seperti main-main mengurusi pendangkalan Muara Jelitik ini. Karena ini menyangkut jalan rezeki kami khususnya para nelayan seperti kami,” ungkap Rozi kepada wartawan di rumahnya, Rabu, (8/5/24) malam.
Tak hanya berharap keseriusan pemerintah, M Rozi juga berharap langkah cepat pemerintah daerah untuk memberikan solusi pasca berakhirnya perijinan milik PT. Pulomas Sentosa. Mengingat ada 80% yang tergantung dari keberadaan muara tersebut berprofesi sebagai warga nelayan.
“Selain lebih serius, harapan kami pada pemerintah untuk sesegera mungkin menghadirkan solusi, dan dikerjakan la semaksimal mungkin dan dipasang talut,” ujar Rozi.
“Saya selaku Kaling mengharapkan yang terbaik pada pemerintah, jangan buang-buang uang, apalagi kami disini 80% dari delapan RT bekerja sebagai nelayan, jadi intinya harus ada keseriusan pemerintah dalam memilih perusahaan, jadi jangan sampai berulang-ulang tidak ada penyelesaian,” timpalnya.
Ia mengatakan bahwa masalah pendangkalan bisa diselesaikan secara permanen oleh pemerintah supaya para nelayan melintasi jalur ke laut dengan aman.
“Kalau bisa, masalah pendangkalan itu bisa diselesaikan secara permanen oleh pemerintah, kalau perlu di buang saja gundukan pasir itu. Jika pasir itu masih disana percuma, karena itu pasti akan turun kembali karena di kikis arus air setiap harinya,” pintanya.
Rozi menambahkan bahwa siapapun yang melakukan pengerukan yang resmi ditunjuk pemerintah mereka mendukung, karena masalah ini tak kunjung selesai sampai kapan pun.
“Intinya saya selaku Kaling, jika ada izin resminya untuk melakukan pengerukan kami dukung, kita serahkan kepada pemerintah mana yang terbaik. Karena selama ini, masalah itu tak kunjung selesai sudah bertahun-tahun, apalagi pada saat menghadapi angin utara atau pancaroba semua pasir yang dikeruk kembali dangkal dalam waktu singkat,” tutupnya.
Sementara salah satu nelayan Desa Jelitik Rino menyampaikan bahwa mereka sebagai nelayan merasa resah dengan keadaan Muara Air Katung yang kadang-kadang dangkal. Karena itu jalan kami mencari rezeki pergi melaut.
“Kami sebagai nelayan juga masih merasa resah dengan keadaan muara yang kadang-kadang dangkal. Itulah masalah terbesar kami sebenarnya, karena hanya itu jalan kami untuk pergi melaut, apalagi kami disini mayoritas bekerja sebagai nelayan,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu Rino menyampaikan harapannya kepada pemerintah agar segera melakukan pengerukan secara permanen.
“Harapan kami kepada pemerintah minta tolonglah agar muara itu di dalami muaranya, agar kami nelayan bisa melewati akses tersebut tanpa kendala karena kami para nelayan melaut jalan mencari nafkah,” harap Rino. (RZ)